Selasa, 18 Desember 2018

TUGAS 1 SOFTSKILL


Tugas 1

1.         Jelaskan yang dimaksud Manajemen Pemasaran Internasional dan contohnya!
Manajemen Pemasaran internasional adalah Pemasaran yang kegiatannya melewati batas-batas lebih dari satu negara atau ruang lingkup domestik. Pemasaran Internasional merupakan penerapan konsep, prinsip, aktifitas, dan proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di berbagai negara.
Contoh : PT. Indofood yang produk Indomie nya sudah memasuki pasar internasional yakni negara-negara seperti Belanda, Singapura, Australia dan Malaysia.

2.         Jelaskan seberapa penting peranan budaya dalam pemasaran global. Berikan contohnya !
Pemasar internasional harus mengetahui pengaruh budaya dan harus menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapi akibat adanya aspek busaya ini. Hal ini karena setiap daerah dan batas wilayah memiliki budya yang berbeda-beda. Sehingga Dalam membuat produk, budaya merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi karakteristik produk tersebut.
Hal ini juga didasarkan pada perilaku pembelian dan kebutuhan konsumen didorong oleh norma-norma budaya. Latar belakang budaya juga mempengaruhi konsumen dalam mengolah informasi dan faktor yang memotivasi konsumen dalam melakukan pembelian. Perusahaan yang melakukan bisnis global berarti berhubungan dengan konsumen, mitra strategis, distributor dan pesaing dengan pola pikir budaya yang berbeda.
Contoh : Bagaimana Mc Donald menyesuaikan budaya makan di setiap-setiap negara sehingga, Mc Donald menyesuaikan menu yang ada di gerai-gerai mereka dengan budaya makan di negara tertentu.

3.     Perencanaan strategis apa yang cocok untuk UKM dlm menghadapi tantangan pasar global ?
Perencanaan strategis yang tepat dan cocok untuk dilakukan oleh UKM atau perusahaan kecil menengah di Indonesia dalam menghadapi tantangan pasar global adalah investasi untuk tumbuh (invest to grow ), dimana merupakan sebuah strategi pasar yang offensive untuk menginvestasikan sumber daya pemasaran untuk pengembangan pasar atau posisi produk di pasaran. Dalam menghadapi tantangan global, UKM atau perusahaan kecil/sedang berkembang, seharusnya menganalisis beberapa faktor yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif produknya di pasaran, yaitu di tinjau dari segi diferensiasi produk dan pasar, keunggulan biaya serta keunggulan pemasaran.
Beberapa faktor utama yang membentuk keunggulan kompetitif dari suatu bisnis, antara lain:
-   Keunggulan diferensiasi pasar, yang meliputi peningkatan kualitas produk,pelayanan, dan brand image.
-  Intensitas persaingan pasar, yang meliputi biaya unit, biaya transaksi serta pengeluaran pemasaran.

Akses pasar yang meliputi pangsa pasar, penghargaan, merek dan distribusi.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, perusahaan dapat bertahan dan secara perlahan akan terus berkembang dan dapat memantapkan posisinya dalam persaingan pasar.

4.         Tahap- tahap menjadi pemasar Internasional !
1. No Foreigen Marketing
Perusahaan sudah berhubungan dengan dunia Internasional tetapi bukan karena inisiatif atau belum ada usaha sendiri untuk memasarkan ke pasar luar negeri, pelanggan asing datang ke perusahaan, atau atas usaha eksportir.
2. Infrequent foreigen Marketing
Perusahaan mulai memasarkan sendiri ke pasar luar negeri tetapi jika hanya mempunyai surplus produksi. Apabila pasar domestik masih mampu menanganinya, kegiatan ini akan ditinggalkan. Pada tahap ini belum ada penyesuaian organisasi maupun produknya untuk pasar Internasional.
3. Reguler foreigen Marketing
Produsen sudah mempunyai perencanaan untuk memasarkan produknya ke pasar asing melalui penyalur domestik atau distributor asing. Tujuannya untuk melakukan ekspansi pasar domestik dan sudah mulai untuk memahami kebutuhan maupun keinginan pasar Internasional.
4. Global Marketing Operations
Pada phase ini, produsen benar-benar telah terlibat dengan dunia Internasional secara global. Kegiatannya tidak hanya sebatas pemasaran saja, tetapi sudah merencanakan operasional produksi maupun organisasi bersaing dipasar dunia.

5.         Pengaruh e-marketing pada pemasaran global !

Terlepas dari perdebatan menyangkut konseptualisasi istilah globalisasi', satu hal yang pasti adalah dampak signifikannya bagi dunia bisnis dan pemasaran. Salah satu implikasi strategiknya berkenaan dengan semakin kuatnya intensitas persaingan dan semakin luasnya lingkup kompetisi. Pesaing yang dihadapi sebuah perusahaan tidak Iagi datang dari kawasan atau wilayah geografis setempat, tetapi raksasa global dari mancanegara hadir untuk saling berebut pasar. Sebagian besar industri mengalami globalisasi yang dipicu oleh 4 faktor utama yang disebut 4C:
1. Customers,
2. Cost,
3. Country, dan
4. Competition (Yip, 1995).

1. Faktor pelanggan (customer drivers)
Faktor ini merupakan pemicu globalisasi pasar yang paling kuat. Ada lima karakteristik utama e-marketing yang menyebabkan perusahaan perusahaan berminat menerapkan strategi pemasaran global:
a. Kesamaan kebutuhan konsumen. Manakala konsumen di berbagai negara memiliki kebutuhan yang sama terhadap kategori produk atau jasa tertentu, faktor kesamaan ini akan menjadi pemicu pokok globalisasi perusahaan. Kesamaan ini difasilitasi oleh perkembangan teknologi, komunikasi global, perdagangan global, dan perkembangan pariwisata internasional.
b. Pelanggan global. Pelanggan global adalah konsumen yang membutuhkan produk atau jasa yang sama di berbagai negara. Pada sektor B2B (business-to-business marketing), seiring dengan proses globalisasi perusahaan, kebutuhan akan pasokan dan pemasok yang memiliki jaringan global juga meningkat. Itulah sebabnya sejumlah pemasok di industri otomotif menjalani proses globalisasi mengikuti strategi internasionalisasi kliennya, contohnya Nippon Denso (Jepang), Bosch (Jerman), dan Delco (Amerika).
c. Saluran distribusi global. Perusahaan-perusahaan distribusi dan logistik (seperti Federal Express, TNT, DHL, dan sejenisnya) yang menyediakan jasa transportasi, pergudangan, dan distribusi hampir semua belahan dunia, berdampak positif pada pe buhan strategi pemasaran global. Banyak perusahaan yang terpacu untuk berekspansi global karena adanya dukungan fasilitas jaringan distribusi semacam itu.
d. Transferable marketing. Faktor ini berkaitan dengan penggunaan: ide pemasaran yang sama di berbagai negara, misalnya kemasan. iklan, nama merek dan unsur bauran pemasaran lainnya. Iklan Marlboro, misalnya, cenderung sama antarnegara dan terbukti cukup efektif.
e. Leading markets. Istilah leading markets mengacu pada pasar bercirikan: (1) produk dan jasa memiliki kandungan teknologiterkini, (2) tingkat persaingan cenderung intensif, dan (3) konsumen relatif canggih dan banyak menuntut (demanding). Berkembangnya pasar-pasar semacam ini dan keinginan perusahaan untuk eksis di situ mendorong perusahaan untuk menerapkan strategi global dalam rangka mengeksploitasi peluang di leading markets.
Contoh spesifik dari sejumlah perubahan pokok dalam faktor pelanggan meliputi antara lain:
a. Pendapatan per kapita beberapa negara mulai menyamai negaranegara industri, misalnya GNP Hong Kong menyamai GNP Selandia Baru dan GNP Jepang menyusul GNP Amerika Serikat.
b. Konvegensi gaya hidup dan selera, misalnya McDonald's sukses di Rusia dan China, restoran Thailand banyak dikunjungi konsumen lokal (Australia) di Sydney, gaya busana Paris Hilton banyak ditiru fansnya di berbagai belahan dunia, dan seterusnya.
c. Semakin meningkatnya arus wisatawan dan perjalanan (travel) yang pada gilirannya menciptakan konsumen global.
d. Organisasi-organisasi mulai berperilaku sebagai pelanggan global, terutama dalam hal pengadaan pasokan bahan baku dan SDM.
e. Pertumbuhan saluran distribusi global dan regional semakin pesat. Salah satu contohnya adalah kesepakatan pada tahun 1989 di antara tiga jaringan pasar swalayan terbesar di Eropa (Casino dari Perancis, Ahold dari Belanda, dan Argyll Group dari Inggris) untuk menjalin kerja sama dalam pembelian dan pemasaran.
f. Pembentukan merek global, seperti Coca-Cola, Levi's, Louis Vuitton, Marlboro, McDonald's, dan lain-lain.
g. Tekanan untuk mengembangkan periklanan global, misalnya iklan Saatchi & Saatchi untuk British Airways.

2. Faktor biaya (cost drivers)
Faktor biaya bergantung pada aspek ekonomi dunia bisnis, seperti skala ekonomis (economies of scale), lingkup ekonomis (economies of scope), dan sourcing advantages. Skala ekonomis berupa pengurangan biaya per unit (unit cost) dapat diperoleh melalui upaya memasok lebih dari satu pasar luar negeri. Lingkup ekonomis dapat didapatkan dengan cara menyebar aktivitas di berbagai lini produk atau unit usaha. Sejumlah perusahaan global, seperti Unilever, Colgate-Palmolive, dan P&G, memiliki beberapa pabrik kecil di banyak negara, namun mereka dapat mendapatkan lingkup ekonomis dengan jalan memasarkan beraneka ragam produk. Cara lain untuk menekan biaya adalah memanfaatkan pasokan dari negara yang biaya tenaga kerjanya rendah; menerapkan sistem logistik dan distribusi yang canggih; dan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi.
 Beberapa perubahan pokok dalam faktor biaya antara lain:
a. Berlanjutnya tekanan untuk mencapai skala ekonomis tanpa harus mengorbankan
kemampuan untuk menerapkan pemanufakturan fleksibel.
b. Inovasi teknologi yang semakin cepat
c. Kemajuan dalam transportasi, misalnya pemakaian jasa Federal Express untuk mengirim
dokumen-dokumen yang sangat penting dari satu benua ke benua lainnya
d. Munculnya NIC (Newly Industrializing Countries) dengan kapabilitas yang produktif dan
biaya tenaga kerja yang murah, misalnya Taiwan, Thailand, dan China.
e. Meningkatnya biaya pengembangan produk secara relatif terhadap usia pasar (market life).

3. Faktor negara (country drivers)
Di masa lampau, hambatan pemerintah terhadap masuknya investasi dan perusahaan asing berdampak pada terproteksinya pasar domestik dan tidak berkembangnya pemasaran global. Perkembangan terakhir menunjukkan adanya tren ke arah perdagangan bebas yang memfasllitasi aktivitas pemasaran global. Lebih lanjut, faktor negara bergan pada tindakan pemerintah dan faktor-faktor berikut:
a. Pengurangan hambatan tarif, misalnya melalui pembentukan AFTA dan NAFTA.
b. Pengurangan hambatan non-tarif, misalnya Jepang yang semakin membuka pasarnya.
c. Pembentukan blok-blok perdagangan, seperti pasar tunggal Eropa
d. Berkurangnya peranan pemerintah sebagai produsen dan pelanggan, misalnya de-
nasionalisasi beberapa industri di Eropa.
e. Privatisasi terhadap berbagai sektor yang sebelumnya didominasi pemerintah, khususnya di
Amerika Latin.
f. Perubahan dari sistem komunis tertutup menjadi ekonomi pasar terbuka di Eropa Timur.
g. Semakin besarnya partisipasi RRC dan India dalam perekonomian global.

4. Faktor persaingan (competition drivers)
Dalam sejumlah industri, keberhasilan pesaing yang melakukan "go global" dapat menjadi pendorong kuat bagi perusahaan lain untuk mengikutinya. Contohnya, Ericsson (perusahaan Swedia) dan Nokia (perusahaan Finlandia) saling terpacu satu sama lain untuk memasuki pasar telepon genggam Amerika Serikat di akhir dekade 1990-an. Dengan mengikuti langkah pesaing, perusahaan juga dapat sekaligus belajar dari kesalahan mereka sebelum memutuskan strategi yang tepat. Sementara itu, kehadiran pesaing global di pasar domestik sebuah perusahaan juga dapat menjadi pendorong bagi perusahaan bersangkutan untuk memasuki pasar negara lain. Sebagai contoh, keberhasilan Benetton di pasar Amerika mendorong The Gap dan The Limited untuk masuk ke pasar global.
Perubahan-perubahan pokok yang memengaruhi faktor persaingan dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Peningkatan level perdagangan dunia secara terus-menerus
b. Semakin banyak negara yang menjadi key competitive battlegrounds, misalnya munculnya
Jepang sebagai lead country
c. Semakin bertambahnya jumlah perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing
d. Munculnya pesaing baru yang menjadi pesaing global, terutama perusahaan-perusahaan
Jepang dalam industri otomotif dan elektronik.
 e. Tumbuhnya jaringan global yang menyebabkan setiap negara dapat saling tergantung dalam industri-industri tertentu, misalnya dalam industri elektronik. Semakin banyak perusahaan yang bersifat globally centered ketimbang nationally centered, misalnya Uniden (produsen peralatan telekomunikasi Jepang) yang tidak pernah melakukan proses produksi di Jepang.
f. Semakin bertambahnya pembentukan aliansi strategik global.
5. Faktor-faktor lain
Faktor 4C dari George S. Yip dapat ditambah dengan 3C lain tak kalah pentingnya sebagai pemicu globalisasi industri:
a. Communication technology advancement, yakni revolusi di teknologi informasi dan komunikasi,
misalnya perkembangan: komputer personal, mesin faksimili, modem, Internet Intranet,
Extranet, WAP, VolP, m-commerce, iPod, telepon genggam, dan sebagainya.
b. Capital, yakni menyangkut globalisasi pasar-pasar finansial. Contohnya, listing berbagai perusahaan dengan menggun beberapa mata uang, global market collapse pada Black Monday
di tahun 1987.
c. Chain (network), terutama penyempurnaan dalam bisnis trava misalnya berkembangnya
jaringan-jaringan hotel dan age perjalanan internasional.



Sabtu, 17 November 2018

Design Produk, Nama Merk, Posisi Produk, Strategi Iklan, Promosi Penjualan Nestle Indonesia



Analisis Produk Nestle
1.        Design Produk
Semakin banyaknya pesaing, Nestle harus dapat bertahan dengan melakukan inovasi pada produknya dan membuat desain produk yang kreatif. Saat ini menurut kami, desain dari setiap produk Nestle sangat menarik dan kreatif sehingga konsumen tertarik untuk membeli poduknya
1.         Kembang Gula & Coklat
Nestlé hadir dalam bentuk kembang gula dan coklat yang lezat
§  Fox’s
§  KitKat
§  Permen POLO
§  MILO
§  Nestle CRUNCH


2.         Kopi
Pengalaman ngopi terbaik yang didapat dari perpaduan dua dunia, biji kopi dan tradisi ngopi Indonesia dan pengetahuan kopi NESCAFÉ yang berkelas dunia, yang akan membuat kamu terinspirasi untuk melihat hal-hal baik dalam hidupmu.
§  NESCAFE Classic
§  NESCAFE 3 in 1
§  NESCAFE Kopi Susu Tubruk
§  NESCAFE Mochaccino
§  NESCAFE Capuccino
§  NESCAFE GOLD
§  NESCAFE Ice
§  NESCAFE MENU
§  NESCAFE MATE



3.         Minuman
Nestlé menghadirkan beragam minuman dengan rasa unik dan lezat yang disukai. Dibuat dari bahan alami bernutrisi, kaya vitamin dan mineral.
§  MILO
§  MILO 3 in 1
§  NESTEA


4.         Nutrisi anak dan keluarga
§  DANCOW +
§  DANCOW BATITA
§  DANCOW DATITA
§  DANCOW NUTRIGOLD
§  DANCOW Enriched
§  DANCOW Actigo!
§  DANCOW Full Cream
§  DANCOW IDEAL

5. Makanan pendamping ASI
§  Nstle CERELAC Harga Ekonomis
§  Nestle CERELAC Bubur Susu

6. Makanan Sereal
§  Nestle Fitnesse
§  Nestle KOKO KRUNCH
§  Nestle KOKO KRUNCH DUO
§  Nestle CORNFLAKES
§  Nestle MILO BALLS
§  Nestle Honey Stars
§  Nestle Cookies Crips
§  Nestle Honey Gold Flakes





7. Produk Kuliner
§  Carnation
§  Nestle Cap Nona



8. Minuman siap minum
§  Bear Brand
§  MILO UHT
§  MILO Can
§  Nescafe Can
§  Nescafe UHT

9. Nutrisi Kesehatan
§  NUTREN Diabetik
§  NUTREN Optimum
§  NUTREN Fibre
§  NUTREN Junior
§  PAPTAMEN
§  PAPTAMEN Junior


 
2.        Nama Merek
Nestle mmpunyai banyak sekali  merek yang lekat dihati konsumennya seperti KitKat, milo, nescafe, dancow, cerelac, koko kruch, bear brand dan masih banyak lagi. Bahkan produk nestle menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi no. 2 yang kuat di setiap kategori. Hal ini dikarenakan oleh moto Nestlé yaitu “Good Food, Good Life”.

3.        Posisi/Distribusi Produk
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestlé, seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini perusahaan mempekerjakan lebih dari 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam produk Nestlé di tiga pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTLÉ  DANCOW IDEAL; Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang gula FOX’S dan POLO. Saat ini sedang dibangun pabrik ke-empat di Karawang  yang beroperasi pada tahun 2013 untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé CERELAC. 
Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19.  Nestlé telah mengoperasikan tiga (3) pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari  dari 33.000 peternak susu di Jawa Timur dan 10.000 ton kopi dari sekitar 10.000 petani kopi di Lampung setiap tahun. Bersama ketiga sentra distribusi dan ratusan distributor Nestlé Indonesia hadir di setiap provinsi di Indonesia, memastikan ketersediaan produk Nestlé bagi konsumen Nestlé bagi konsumen diseluruh Indonesia.

4.        Srategi Pemasaran
Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi, dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing-masing unit bisnis sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi di masing-masing negara. Untuk mengkoordinasikan seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka dibutuhkan peranan sistem teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh aktivitas bisnis agar diperoleh competitive advantage.
Perusahaan seperti Nestle yang telah melakukan diversifikasi bisnis, pada umumnya memiliki dua tingkatan strategi:
a.       Strategi unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan pada upaya membangun keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti.
b.      Strategi korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan diusahakan termasuk pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis perusahaan tersebut.
Dalam pemasaran produk susu BALITA, Nestle melakukan strategi Co-Parenting dimana strategi ini bermaksud untuk menyadarkan orang tua akan pentingnya kebutuhan nutrisi dan gizi anak serta untuk mendukung stimulasi fisik dan psikisnya. Konsep co-parenting di mana ayah turut berperan aktif mengasuh anak menjadi pilihan kampanye edukasi Lactogen 3 Activgro karena ada sejumlah penelitan yang menunjukkan dampak positif akan hal tersebut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh University of Guelph Canada tahun 2007 menunjukkan kuatnya pengaruh keterlibatan ayah dalam pola pengasuhan terhadap perkembangan anak secara sosial, emosi, fisik dan kognitif.

5.        Promosi Penjualan
Dalam mempromosikan produknya, nestle melakukan strategi komunikasi pemasaran dengan konsumen dengan menggunakn bentuk periklanan (advertising) baik itu media cetak ataupun elektronik. Nestle pun aktif melakukan event-event di berbagai daerah untuk melakukan pemasaran secara langsung.

6.        Layanan Konsumen
Saran, komentar atau pertanyaan terkait produk atau pelayanan Nestle dapat ditujukan ke Nestlé Consumer Services melalui nomor telepon bebas pulsa 08001821028 atau e-mail ke sahabat.nestle@id.nestle.com. Bisa juga menghubungi nestle.indonesia@id.nestle.com.
Alamat kantor:
Perkantoran Hijau Arkadia,
Tower B,
 5th Floor Jalan Letjen T. B. Simatupang Kav. 88
Jakarta 12520
Telepon:+6221 78836000
Fax:  +62 21 7883 6001









Daftar Pustaka